TeknologiTools

Pro dan Kontra World ID di Indonesia: Inovasi atau Ancaman Privasi?

Pendahuluan

World ID adalah sistem identitas digital yang dikembangkan oleh Worldcoin, sebuah proyek kripto yang digagas oleh CEO OpenAI, Sam Altman. Sistem ini menggunakan teknologi biometrik, khususnya pemindaian iris mata melalui perangkat bernama Orb, untuk membedakan manusia dari bot dalam dunia digital. Di tengah gencarnya transformasi digital dan meningkatnya kekhawatiran terhadap AI dan deepfake, World ID hadir dengan janji keamanan identitas. Namun, kehadirannya di Indonesia menuai pro dan kontra yang cukup tajam.


Apa Itu World ID?

World ID adalah bagian dari proyek Worldcoin yang bertujuan menciptakan sistem identitas global berbasis bukti bahwa seseorang adalah manusia sejati, bukan bot. Dengan mendaftarkan biometrik seperti iris mata ke sistem, seseorang bisa mendapatkan World ID yang digunakan untuk berbagai layanan digital dan berpotensi terhubung ke sistem keuangan berbasis kripto.


Pro: Manfaat dan Potensi World ID

1. Identitas Digital Aman

World ID mengklaim memberikan solusi identitas digital yang tidak bisa dipalsukan karena berbasis biometrik. Ini sangat berguna di era di mana penipuan online dan manipulasi AI semakin canggih.

2. Mendukung Inklusi Finansial

Dengan terhubung ke Worldcoin dan teknologi blockchain, World ID berpotensi membuka akses ke layanan keuangan global, termasuk bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank.

3. Membantu Melawan Bot dan Deepfake

Sistem verifikasi manusia yang kuat bisa menjadi solusi terhadap penyalahgunaan AI, bot jahat, dan akun palsu di internet, termasuk media sosial dan platform pemilu digital.

4. Insentif Finansial

Pengguna yang mendaftar World ID biasanya diberikan imbalan berupa token Worldcoin (WLD), yang dapat dikonversi ke dalam bentuk uang kripto lainnya.


Kontra: Kekhawatiran dan Tantangan

1. Privasi dan Keamanan Data

Kekhawatiran terbesar datang dari sisi privasi. Meskipun pihak Worldcoin mengklaim data iris disimpan dalam bentuk hash terenkripsi, skeptisisme tetap tinggi karena potensi penyalahgunaan data biometrik yang sangat sensitif.

2. Belum Ada Regulasi Khusus

Indonesia belum memiliki regulasi spesifik tentang penyimpanan dan penggunaan data biometrik oleh entitas asing. Hal ini bisa membuka celah hukum dan risiko kedaulatan data.

3. Kurangnya Transparansi

Beberapa pihak mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas sistem World ID, termasuk siapa yang mengontrol data dan bagaimana data digunakan di masa depan.

4. Ketimpangan Informasi

Masyarakat yang mendaftar seringkali tidak sepenuhnya memahami konsekuensi jangka panjang dari menyerahkan data biometrik, terutama jika hanya tergiur oleh insentif token.


Tanggapan Pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia sempat menghentikan sementara operasi Worldcoin pada pertengahan 2025 untuk melakukan investigasi terkait perlindungan data pribadi. Kementerian Kominfo, BSSN, dan lembaga lain menyoroti perlunya regulasi yang melindungi warga negara dari potensi eksploitasi data.


Kesimpulan

World ID adalah terobosan teknologi yang menjanjikan solusi untuk keamanan identitas di era digital, namun juga membawa risiko besar dalam aspek privasi dan kedaulatan data. Di Indonesia, debat ini masih berlangsung. Pemerintah dan masyarakat perlu bersikap kritis, mendorong regulasi yang tepat, dan memastikan bahwa inovasi digital tidak mengorbankan hak-hak dasar warga negara.

Sumber : chatgpt

Related Articles

Back to top button
Hubungi Kami